Dewan Pernikahannya Romantis, Namun Berakhir Perceraian Karena Mengabaikan Hal Ini

Share:
Dewan Pernikahannya Romantis, Namun Berakhir Perceraian Karena Mengabaikan Hal Ini ,

resepsi pernikahan yang romantis menjadi impian banyak orang. Bahkan tak sedikit yang memaksakan diri membuat pesta pernikahan ini menjadi semewah mungkin. Kadang-kadang resepsi pernikahan juga menjadi ajang gengsi keluarga. "Cuma sekali seumur hidup," katanya.

Hanya saja ada yang lebih penting dari pernikahan. Dalam buku Thirty One Guys, Thirty One Lessons: Discovering The Meaning of Love Maeya Zee menceritakan kisah pernikahan temannya yang berakhir perceraian. Saat temannya bercerai, Maeya Zee mengirim surat pada temannya itu dan dibalas 3 tahun kemudian. Kami terjemahkan isi surat itu agar dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Dear Teman Baikku,

Waktu itu aku berdoa untuk janji pernikahanmu yang indah, dan malam ini aku berdoa untuk tingkat hidup barumu setelah kamu bercerai, untuk membangun kembali hidupmu setelah perpisahan menyakitkan ini dari suamimu yang abusive (melakukan KDRT, red). Aku masih ingat betapa indahnya pesta pernikahanmu, betapa cantiknya gaun pernikahanmu, seperti dari negeri dongeng. Hanya dalam 2 tahun, Anda memutuskan untuk menceraikan suamimu karena perilaku abusive -nya padamu. Ingatkah kamu film drama terkenal itu, My Best Friend 's Wedding ? Sekarang kita punya cerita lain, My Best Friend 's Divorce . Terlalu menyedihkan untuk menjadi kenyataan.

Tiga tahun setelah perceraiannya, teman Maeya ini bercerita tentang pelajaran yang ia dapat dari perceraian.

Dear Maeya,

Kadang-kadang pria yang kita pikir orangnya baik, peduli, dan penuh kasih sayang, ternyata bukanlah pria yang selama ini dia nyatakan pada kita. Hati-hatilah pada pria-pria yang punya pemahaman yang aneh tentang cinta.

Pria yang mengatakan kalau dia mencintaimu, tetapi dia tidak menjaga janjinya. Dia bilang kalau dia mencintaimu, tapi dia bahkan tidak peduli bagaimana pengaruh perlakuannya terhadap perasaanmu. Dia bilang dia mencintaimu, tetapi tindakannya berkata sebaliknya.

Girls dia tidak benar-benar mencintaimu. Dia hanya bilang cinta kamu agar kamu tidak akan meninggalkannya. Itu bukan cinta, itu manipulasi. Tindakan berbicara lebih keras dari sekedar kata-kata. Selalu ingat hal itu.

Bertanyalah pada dirimu sendiri pertanyaan-pertanyaan ini. Dapatkah kamu hidup bersamanya setiap hari seumur hidupmu? Dapatkah Anda bertahan menghadapi kebiasaannya, caranya berpikir, kebiasaannya, caranya memperlakukan, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, selama setahun atau 2 tahun? Bagaimana kalau selama 10, 20, 30, 40, 50 tahun lebih? Oh, dan jangan lupa, bisakah kamu bertahan menghadapinya setelah kamu punya anak-anak dengannya? Anak-anak yang mungkin mewarisi sifat-sifatnya?

Apakah dia merawat barang-barangnya dengan baik? Atau apakah dia hanya membeli barang lalu melupakan barang itu? Apakah dia menyimpannya dengan baik sebagaimana mustinya, ataukah dia terus menghilangkan dan merusaknya? Caranya merawat barang-barangnya itu hampir sama dengan caranya memperlakukan kamu?

Apakah dia punya rencana untuk masa depannya, atau apakah dia masih bertanya pada orang tuanya tentang apa yang sebaiknya dia lakukan? Apakah dia bekerja keras dan dapat mempertahankan pekerjaannya? Apakah dia memperlakukan orang-orang dengan rasa hormat tak peduli siapa mereka? Apakah dia punya selera humor yang baik? Apakah dia mencintai anak-anak?

Boleh jadi kelihatannya kamu sudah memiliki pria yang cukup sempurna. Dan bisa jadi kita pikir kita tidak perlu mencari pria yang sempurna seperti itu, karena bukankah tidak ada seorang pun yang sempurna? Nobody is perfect, right?

Tapi percayalah, kamu sebenarnya ingin mendapatkan pria yang sempurna. Karena kamu jauh lebih berharga dari yang kamu kira selma ini. Jangan mencari yang kurang dari itu. Karena sifat-sifat seperti itu mereka butuhkan untuk dapat menjadi suami dan ayah yang baik.

Dia harus jadi cukup dewasa sebelum kamu memasuki alam pernikahan bersamanya. Karena percayalah, pria tidka berubah. Jangan pernah merencanakan untuk menikah dengannya, dengan harapan bahwa suatu hari dia akan menjadi prince charming yang selalu kamu impi-impikan. Jika dia seekor katak, kemungkinan sangat besar dia akan selalu menjadi seekor katak.

Ketika kamu merasa ragu, walau hanya sedikit, pikirkan kembali hubunganmu dengannya. Jangan paksakan dirimu dalam hubungan dengan pria yang tidak layak mendapatkan cintamu. Jangan paksakan dirimu menikah hanya karena tekanan sosial.

Semua orang tahu kalau kalian berdua itu sudah lama bersama. Semua orang bertanya padamu kapan tanggal pernikahanmu. Semua orang tahu kalian berdua sudah merencanakan untuk menikah. Keluarganya dan keluarga sudah sibuk dengan persiapan pernikahan.

Tapi di dalam lubuk hatimu, kamu merasa aneh. Jauh di dalam benakmu, kamu merasa tidak yakin. Tapi kamu menyapu perasaan itu ke bawah karpet, berharap tidak akan melihatnya lagi.

Kamu tidak mau kehilangan muka. Kamu ingin semua orang berpikir kalau kamu bahagia bersamanya. Kamu ingin semua orang berpikir kalau kamu tidak memilih orang yang salah. Apa yang akan orang-orang pikirkan kalau kamu membatalkan pernikahan? Apa yang akan keluarganya rasakan, karena mereka sudah berkorban banyak untuk persiapan pernikahan? Bagaimana dengan orang-orang yang sudah kamu undang? Bagaimana jika mereka melihat awak berlari keluar saat acara pernikahan?

Jangan pikirkan apa yang mungkin orang lain akan pikirkan tentnagmu, karena kamulah yang menjalani hidupmu sendiri. Tidak ada orang yang akan memakai sepatumu. Hanya kamu yang akan mengalami pahitnya, penyesalan, dan air mata yang akan kamu keluarkan seumur hidupmu.

Aku masih percaya akan pernikahan, tapi aku belajar dengan cara yang sulit bahwa memilih orang yang salah akan membuatmu merasa kalau kamu hidup di neraka. Pilihannya hanya dua, kamu mati terbakar atau kamu memilih untuk melarikan diri. Itulah realitas keras yang harus dijalani kalau salah memilih pasangan.

Pelajaran memilih pasangan yang tepat

  • Baca juga artikel mencari jodoh yang satu ini: 5 Saran Mencari Jodoh dari Orang- orang Bijak

dalam buku 30 Lessons for Loving, Karl Pillemer mengutip perkataan orang-orang yang sudah menikah puluhan tahun. Jennifer, seorang wanita berusia 82 tahun, sudah menikah selama 59 tahun. Ia memberi saran tentang menemukan pasangan yang tepat.

saranku? Sangat hati-hati akan menentukan orang yang kamu nikahi. Hal terpenting adalah memilih orang yang menjadi calon baik untuk pernikahan. Anda tidak dapat membuat sesuatu dari kekosongan. Ketika kamu masih muda, mudah sekali kamu luluh oleh tampang seseorang. Tapi itu saja tidak cukup.

Kamu harus melihat hal-hal seperti kesetiaan, kejujuran, kepedulian, dan selera humor. Cari tahu apa tujuan jangka panjangnya, apa yang mereka rasakan tentang kesuksesan, prestas, uang, mendidika anak. Pandangan tentang agama juga penting, dan satu hal lainnya lagi adalah apa yang mereka rasakan tentang keluarganya sendiri-ibunya, ayahnya, adik kakaknya.

Kamu harus berpikir dengan sangat hati-hati tentang orang yang Anda pikir dapat hidup bersamamu. Jika kamu merasa hal itu lucu sementara dia menganggapnya tidak lucu, jelas kamu punya masalah dalam hal itu. Jika kamu orangnya rapi sementara si dia pemalas, kamu punya masalah sejak awal. Jika kamu benci orang tua atau keluarga si dia, kamu punya masalah besar.

Tumpuk semua masalah itu dan itu menjadi cukup besar untuk kamu nilai secara adil dan jernih lalu memutuskan untuk tidak menikahinya. Ada banyak orang yang menipu dirinya sendiri dengan berkata, "Tapi aku mencintainya!" Maaf, tapi itu tidaklah cukup.

Untuk lebih memahami cara menemukan pasangan yang baik, baca artikel di bawah ini.

1 komentar:

  1. hy guys ingin nmendapatkan uang jutaan rupiah gak ^^
    ayo segera bergabung dengan saya di F/A/N/S/P/O/K/E/R
    disini hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian semua bisa menang jutaan rupiah lo
    ayo tunggu apa lagi kami tunggu ya pendaftarannya ^^

    BalasHapus