natunabertuah.blogspot.com
Suatu hari, isteri Malin bertanya tentang ibunya, dia ingin bertemu dengannya. Malin tidak bisa menolak keinginan sang istri yang begitu dicintainya itu. Kemudian Malin menyiapkan perjalanan menuju desanya menggunakan sebuah kapal pribadinya yang besar dan megah. Akhirnya, Malin datang ke desanya beserta istri serta anak buahnya.
Mendengar kedatangan Malin, sang ibu sangat senang sekali. Dia bahkan berlari menuju pantai untuk segera melihat anaknya yang sangat dia rindukan.
“Apa itu kamu Malin, anak ku? Ini ibumu, kamu ingat” Tanya sang Ibu.
“Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama tanpa mengirim kabar?” Katanya sambil memeluk Malin Kundang.
Sang istri terkejut melihat kenyataan bahwa wanita tua, dekil, bau yang memeluk suaminya ini ternyata ibunya. Dia berkata: “Jadi wanita tua, dekil, bau ini adalah ibu kamu, Malin?”
Karena rasa malu, tanpa disangka Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya kemudian mendorongnya hingga jatuh.
“Saya tidak kenal kamu wanita tua miskin” Ucap Malin.
“Dasar wanita tua tak tahu diri, Sembarang saja mengaku sebagai ibuku.” Lanjut Malin sambil membentak.
Mendengar perkataan Malin Kudang seperti itu, sang ibu sangat sedih dan marah. Dia tidak menyangka, anak yang sangat disayanginya itu kini berubah menjadi anak durhaka.
“Oh Tuhan ku yang kuasa, jika dia adalah benar anakku, Saya mohon berikan azab padanya dan rubah lah dia jadi batu.” Doa sang ibu murka.
Selang beberapa saat, angin dan petir bergemuruh menghantam serta menghancurkan kapal Malin Kundang. Kemudian secara tiba-tiba tubuh Malin Kundang kaku dan menjadi batu yang menyatu dengan karang. Cerita inilah yang melatar belakangi Cerita Rakyat Malin Kundang.
Tidak ada komentar